Ingat waktuu!!

Tuesday, May 17, 2011

Proyek ff baru

Huaaaa~! Konbawa minna!! ^_^ Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh!
Hari ini saya kesambet lagi! (kesambet mulu pen?) Hohoho.. gak tau aja, dari tadi saya gegulingan sendiri di kamar, sambil bayangin proyek ff baru saya!

Yup, setelah seminggu lebih sehari saya nge-posting ff saya yang itu ke koreanfanficindo, sekarang muncul ide baru lagi!! Sebenernya idenya pasaran sih, tapi dari pada kabur lagi mending idenya saya kerangkeng dulu deh di sini xDDD

Ini baru "kerangkanya" doang. Nanti aliran darah, otot, serta koneksi syarafnya menyusul (apadah pena) Hehehe, saya kaya apaan aja ya, nulis di blog yang jelas-jelas sepi pengunjung. Serasa ngobrol sama bayangan. Tapi it's ok! Blog ini cuma sekedar pelampiasan sama kehidupan asli saya!

This is it, Story abal karya Author abal!/PLAK!

~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0
Silent Melody

Pain is also part of your life, so make it as your friend. And if the silence began to wrap yourself, Look forward and ring a tone that you can only hear with your heart.

Gaungan sirine ambulan itu menggema di sepanjang jalan raya menuju Bunsan International Hospital. Satu persatu mobil yang menghalangi jalannya mulai menyamping, memberi jalan. Semua tau, kalau sebuah ambulan dengan sirine yang sangat keras dan berpacu dalam kecepatan seratus delapan puluh kilo meter per jam melintasi jalan-jalan raya di kota itu, pasti sesuatu yang buruk telah terjadi.

Langkah kaki sekelompok orang kembali bergema di sepanjang koridor Rumah Sakit itu. Sesekali salah satu dari mereka menangis, memanggil-manggil nama anaknya yang sedang terkulai lemah di atas sebuah ranjang dorong yang meluncur cepat. Selang infus darah masih terpasang di lengan bocah berusia lima belas tahun itu, menjaga agar dirinya tidak kekurangan banyak darah akibat kecelakaan yang baru saja menimpanya setengah jam yang lalu.

"SUNGHA!! SUNGHAA!!"

Jeritan itu semakin keras saat ranjang dorong bocah itu memasuki ruangan operasi. Seorang pemuda menahan ibunya, agar tidak berlari menerobos perawat yang menjaga ruangan itu. Ia memeluk pinggang ibunya erat, tanpa membiarkan ibunya berontak sedikitpun. Wanita paruh baya itu mulai melemas. Seluruh tubuhnya yang bergetar, mulai terjatuh lemas ke lantai rumah sakit yang dingin. Air matanya masih menetes di sela-sela nafasnya yang tersendat. "Sung-ha-Sung-ha-a-nak-ku"

And if you still can't hear that melody, close your eyes and felt the rythm from the silent guitar in your mind.

Bocah itu membuka kedua matanya. Ia melirik ke segala sudut ruangan itu, mencari tau di mana ia sekarang berada. Tangan kanannya mulai mengusap-usap kepalanya yang terasa pening. Ia tidak ingat apa-apa.

"Sungha" Panggil seseorang dari balik pintu yang setengah terbuka. Kepala orang itu menyembul dari balik kaca kecil di depan pintu ruang pasien yang sekarang di tempati Sungha. Pemuda itu tersenyum ke arah adiknya yang masih menerawang ke depan. Ia menghela napas pendek, lalu masuk ke dalam sambil menjinjing sebuah bungkusan merah di tangan kanannya. "Syukurlah kau sudah sadar. Ibu sangat mengkhawatirkanmu" Ucapnya seraya meletakan bungkusan itu di atas meja kecil samping ranjang Sungha.

Sungha tersentak kaget, begitu tangan pemuda itu menyentuh bahunya. Refleks, ia menoleh dan menemukan sosok Jung Yonghwa yang masih tersenyum ke arahnya. "Hyung?"

Yonghwa mengangkat sebelah alisnya heran. "Hei, kau kenapa?"

Sungha menyipitkan kedua matanya sambil memajukan kepalanya sedikit ke arah Yonghwa. Ia menggeleng pelan sambil mengangkat bahunya "Kau bicara apa? Aku tidak mendengarmu"

Yonghwa balas menatap bingung "Kau kenapa?" Ucapnya lebih keras, tapi sepertinya Sungha belum merespon kata-katanya. "Kau sungguh-sungguh tidak mendengarku?" Ucapnya lagi.

Sungha menggeleng-geleng tak mengerti. Matanya masih menatap heran pada Kakak laki-lakinya, yang masih menggerak-gerakan mulutnya. Lama ia memperhatikan gerak-gerik mulut kakaknya yang terus meneriakkan kata-kata yang tidak ia pahami. "Hyung.. aku tidak bisa mendengarmu!! Hyung! Bagaimana ini?!" Teriaknya panik di iringi tetesan air matanya yang mulai mengalir lewat sela-sela matanya. "Hyung, panggilkan dokter!! Hyung ku mohon!!"

Yonghwa tersentak kaget. Refleks ia berlari ke luar ruangan untuk mencari dokter atau perawat yang sedang berjaga malam itu. Derap langkahnya bergema di sepanjang koridor yang sepi. Ia menoleh ke kanan dan kiri, mencari-cari dimana letak ruang peraktek dokter Youngsaeng Heo-dokter yang menangani adiknya- satu minggu lalu. Kakinya berbelok ke kiri, lalu ke kanan seperti orang linglung. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Tidak-tidak, aku tidak boleh panik! Yonghwa.. tenangkan dirimu, dan cari dimana ruangan dokter itu"

To Be Continue

~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0

UGHYAA!! Minna~ ini baru awal-awalnya doang! Nanti lanjutannya saya posting berdasarkan wangsit yang saya terima, hehehehe xDD

Jelek? Enggak juga ah! (Wuuuu)
Bikin enek? Pastinya! Namanya juga lagi kesambet, ya ngawur jadinya. Udah ah, nanti lagi nulisnya. Saya mau bertapa dulu sambil nungguin pangsit-eh wangsit! Kekekekek

Wassalamu'alaikum!

No comments:

Post a Comment